Kamis, 29 Desember 2016

Kegiatan Promosi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dalam dunia pendidikan kegiatan promosi juga dilakukan untuk mensosialisasikan dan menawarkan lembaga pendidikan serta program-program yang ditawarkan dalam pendidikan untuk menarik minta calon peserta didik.
Tujuan promosi di antaranya adalah:
  1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
  2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
  3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
  4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
  5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
  6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
  7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.
Beberapa cara untuk melakukan promosi adalah:
  1. Melalui Media cetak (Koran, Brosur, Majalah)
  2. Melalui Online (Internet seperti jejaring sosial, Blog, Website, Youtube, dll)
  3. Melalui Pembicaraan (Secara langsung)
  4. Melalui Iklan (TV danRadio)

Berikut ini adalah contoh promosi melalui media cetak yaitu brosur.



Didalam brosur dijelaskan semua tentang lembaga sekolah yang hendak dipromosikan. Secara umum hal yang biasanya dicantumkan didalam brosur adalah:
1. Identitas Sekolah
2. Tanggal Pendaftaran
3. Kelas yang ditawarkan
4. Syarat Pendaftaran
5. Syarat Pendaftaran Ulang
6. Rincian Pembiayaan
7. Fasilitas Sekolah
8. Program dan Kegiatan Lembaga Sekolah
9. Kurikulum dan Konsep Pengasuhan di Sekolah
10. Jadwal Pembelajaran

Penerimaan Siswa Baru pada Pendidikan Anak Usia Dini

Seperti yang sudah dibahas pada postingan yang sebelumnya tentang Manajemen Hubungan Masyarakat pada pendidikan anak usia dini bahwa salah satu tugas dari manajemen hubungan masyarakat adalah pada saat penerimaan peserta didik baru.

Penerimaan siswa baru adalah tahapan dimana sekolah melakukan kegiatan penerimaan peserta didik untuk tahun ajaran yang baru. Jika pada jenjang pendiidkan pada umunya menggunakan sistem seleksi berupa tes untuk menerima calon siswa baru disekolahnya, namun berbeda dengan jenjang pendidikan anak usia dini yang dalam proses seleksinya menggunakan sistem non tes.

Hal yang tidak kalah pentinya dalam kegiatan penerimaan siswa baru adalah kegiatan promosi dan sosialisasi terhadap sekolah sehingga masyrakat mampu tertarik untuk mendaftarkan anaknya disekolah tersebut. Kegiatan promosi biasanya dilakukan dengan membuat brosur tentang lembaga sekolah kemudian menyebarkan brosur ke masyarakat sekitar dan ditempat-tempai ramai yang potensial. berikut ini adalah contoh brosur penerimaan siswa baru pada jenjang pendidikan anak usia dini.





Manajemen Hubungan Masyarakat Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Konsep Manajemen Hubungan Masyarakat

Manajemen lembaga PAUD perlu menangani masyarakat atau hubungan lembaga dengan masyarakat. Kita harus menyadari bahwa masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan lembaga PAUD. Setidaknya salah satu parameter penentuan nasib lembaga pendidikan adalah masyarakat. Bila ada lembaga PAUD yang maju hampir dapat dipastikan salah satu faktor keberhasilannya tersebut ada keterlibatan masyarakat. Begitu pula sebaliknya, bila ada lembaga PAUD yang terpuruk atau bernasib memprihatinkan, salah satu penyebabnya adalah masyarakat. Kepercayaan masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan lembaga PAUD. Ketika masyarakat memiliki kepercayaan terhadap lembaga PAUD, mereka akan mendukung penuh bukan saja dengan memasukkan putra-putrinya ke dalam lembaga pendidikan kita, bahkan akan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Kondisi tersebut jelas bahwa masyarakat merupakan komponen strategis yang harus mendapat perhatian penuh oleh manajer dan staf yang ada. Masyarakat memiliki peran ganda yaitu sebagai objek dan subjek, yang ke duanya memiliki makna fungsional bagi pengelolaan lembaga PAUD.

Tujuan Manajemen Hubungan Masyarakat

Ketika kita melakukan promosi penerimaan siswa baru, maka masyarakat merupakan objek yang mutlak dibutuhkan. Sementara itu, respon masyarakat terhadap promosi kita menempatkan mereka sebagai subjek yang memiliki kewenangan penuh untuk menerima atau menolaknya. Manajemen hubungan masyarakat harus dikelola dengan sengaja dan bersungguhsungguh, serta dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan simpati masyarakat. Simpati masyarakat akan tumbuh apabila kita menjalin hubungan Manajemen dengan intensif dan proaktif di samping membangun citra lembaga yang baik. Hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak,
2) memperkukuh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat,
3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan seklah, (Mujamil Qomar, 2007 : 184).

Selain itu, tujuan manajemen hubungan lembaga PAUD dengan masyarakat yang esensial adalah:
1) untuk mendapatkan umpan balik dari masyarakat atas kebijakan-kebijakan yang ditempuh lembaga,
2) untuk menunjukkan transparansi pengelolaan lembaga pendidikan sehingga memiliki akuntabilitas publik yang tinggi,
3) untuk mendapatkan dukungan riil dari masyarakat terhadap kelangsungan lembaga pendidikan.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut ada beberapa cara dan syarat yang harus ditempuh, antara lain dengan bekerja sama. Menurut Emery Stop (dalam Mujamil Qomar, 2007:185), menyatakan bahwa dalam bekerja sama sebaiknya memenuhi syarat jujur, mulia, mencakup segala yang dibutuhkan, komprehensif, sensitif terhadap masyarakat, dan dapat dipahami oleh pihak lain.

Sekian penjelasan penulis mengenai manajemen hubungan masyarakat pada lembaga pendidikan anak usia dini. Semoga bermanfaat.

Manajemen Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini

Manajemen Penyelengaraan Pendidikan


Jika dalam postingan yang sebelumnya peneliti telah membahas bagaimana lembaga pendidikan anak usia dini, maka selanjutnya akan timbul pertanyaan bagaimana lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus? Lembaga pendidikan yang bagus dapat dikatakan jika lembaga pendidikan tersebut memiliki manajemen penyelengaraan pendidikan yang bagus.
Menurut Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa: “Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”. Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”.
Manajemen pendidikan mengandung dua pokok pemikiran, yaitu manajemen dan pendidikan. Pengertian manajemen telah dibahas pada paparan di atas. Sedangkan masalah pengertian pendidikan akan dibahas pada bagian berikut. Berdasarkan asas legal pengertian pendidikan dapat dilihat pada keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor II/MPR/1988 tentang Garir-Garis Besar Haluan Negara. Dalam GBHN tahun 1988 pendidikan diartikan sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian tangung jawab pendidikan ada pada pundak keluarga, sekolah dan masyarakat. Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”.
Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para ahli sangat beragam tergantung pada sudut pandang dan pendekatan masing-masing. Hasibuan dalam Depdiknas (2001:3) merangkum fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1.      perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengawasan, dan pengevaluasian. Perencanaan (menentukan visi, misi, tujuan,strategi, mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan lembaga).
2.      Pengorganisasian (penentuan tugas-tuigas yang harus dijalankan, siapa yang mengerjakan, bagaimana pengelompokan tugasnya, pd siapa harus dilaporkan, ditingkat mana keputusan harus dibuat dan ditentukan)
3.      Kepemimpinan (harus dapat menciptakan kegiatan, memotivasi, mengarahkan, menyeleksi komunikasi agar tercipta secara efektif dan mampu memecahkan permasalahan secara arif dan bijak)
4.      Pengawasan (pementauan untuk memastikan komponmen yang ada di bawahnya berjalan dengan baik)

Dalam penyelengaraan pendidikan anak usia dini ada beberapa macam manajemen yang digunakan, yaitu:
a.       Manajemen Kurikulum Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini
b.      Manajemen Personalia Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini
c.       Manajemen Kesiswaan Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini
d.      Manajemen Keuangan Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini
e.       Manajemen Sarana dan Prasarana Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini
f.       Manajemen Pemasaran Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
g.      Manajemen Hubungan Masyarakat Pendidikan Anak Usia Dini


Sekian dan Terimakasih.

Rabu, 28 Desember 2016

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Seberapa pentinya pendidikan untuk anak usia dini? pertanyaa tersebut sering kali dipertanyaakan oleh sebagian orang. Nah dalam postingan kali ini, penulis akan mengulan seberapa pentingnya pendidikan pada anak usia dini.


Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Tujuan Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini Dalam melaksanakan Pendidikan anak usia dini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
b. Belajar melalui bermain Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
c. Lingkungan yang kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d. Menggunakan pembelajaran terpadu Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.
g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang – ulang Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang.

Standar Kompetensi Anak Usia Dini adalah standar kemampuan anak usia 0-6 tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia dini. Standar Kompetensi Anak Usia Dini Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspekaspek sebagai berikut:
a.       Moral dan nilai-nilai agama
b.      Sosial, emosional, dan kemandirian c.
c.       Bahasa d.
d.      Kognitif
e.       Fisik/Motorik
f.       Seni

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif. Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Pendidikan anak usia dini yang orang tua berikan bagi anak merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa demi masa untuk perkembangannya di masa yang akan datang. Saat ini telah banyak berbagai sekolah taman kanak-kanak memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas demi mengembangkan kemampuan dan bakat dalam diri anak tersebut. Oleh karena itu, diperlukan usaha dan orangtua dalam mengajar dan mendidik anak terutama dalam membaca. Mengajar anak membaca tidak harus melihat berapa usia yang tepat untuk mengajarkannya. Yang terpenting disini adalah Anda berusaha memberikan yang terbaik dalam pendidikannya kelak.

Terimakasih.

Anak Usia Dini

Hai,
Kali ini penulis akan mengulas tentang anak usia dini.


Di Indonesia yang disebut anak usia dini adalah anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Sedangkan diluar negeri, yang disebut anak usia dini adalah anak yang berusia 0 sampai 8 tahun. Beberapa orang menyebut fase atau masa ini sebagai ‘golden age” karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Tentu saja ada banyak faktor yang akan sangat mempengaruhi mereka dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan, tetapi apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan pada mereka pada usia dini akan tetap membekas dan bahkan memiliki pengaruh dominan dalam mereka menentukan setiap pilihan dan langkah hidup.
Mempelajari pengertian anak usia dini beserta dengan informasi penting lain yang terkait sangat penting karena akan membantu kita untuk memanfaatkan usia emas ini untuk mempersiapkan masa depan terbaik bagi anak kita.

Sifat Anak Usia Dini

Berikut beberapa sifat umum dari anak usia dini yang perlu kita ketahui:
  • Memiliki jiwa petualang atau sifat eksploratif
  • Kaya akan daya imajinasi dan fantasi
  • Mudah merasa frustasi
  • Belum dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang lama
  • Rasa antusias dan ingin tahu yang kuat terhadap banyak hal di sekitarnya
  • Enerjik dan aktif
  • Belum atau kurang memiliki pertimbangan dalam melakukan suatu tindakan
  • Merupakan fase yang sangat potensial untuk mengajar dan mendidik mereka

Karakteristik Anak Usia Dini
  • Memiliki rasa ingin tahu yang besar
  • Merupakan pribadi yang unik
  • Suka berfantasi dan berimajinasi
  • Masa paling potensial untuk belajar
  • Menunjukkan sikap egosentris
  • Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
  • Sebagai bagian dari makhluk sosial

Selain memiliki karakteristik yang unik tersebut perlu ada perhatian pada titik kritis perkembangan yang perlu diperhatikan pada anak usia dini. Titik kritis tersebut meliputi :

1. Membutuhkan rasa aman, istirahat dan makanan yang baik.
2. Datang ke dunia yang diprogram untuk meniru.
3. Membutuhkan latihan dan rutinitas.
4. Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban.
5. Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
6. Membutuhkan pengalaman langsung.
7. Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar.
8. Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak.

Kita perlu menyadari bahwa kondisi masing-masing anak berbeda-beda dan akan terus berkembang, tetapi dengan menyediakan dan memberikan lingkungan dan dukungan terbaik untuk memenuhi kebutuhan baik fisik, mental maupun spiritualnya, menjamin keamanan mereka serta lingkungan yang hangat, engasihi dan penuh penghargaan akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi berkualitas kelak. Jadi, Anda bisa mulai belajar mengenai pengertian anak usia dini berikut hal-hal penting lain yang berkaitan untuk hasil terbaik dari tumbuh kembang anak usia dini.

Semoga bermanfaat bagi anda semua.